Dari Dunia Spiritual Dan Material

Bloggerteler.com: Era orde baru dan pencerahan di Indonesia mengakibatkan pemisahan yang tajam antara dunia-dunia spiritual dan material. Filosofi mekanistik materialisme, memisahkan persoalan-persoalan jiwa dari persoalan-persoalan ilmu pengetahuan dan teknologi. Idiologi pencerahan mendalilkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi~melalui kemajuan keduanya~menentukan setiap lingkup kehidupan serta mentransformasi relasi-relasi sosial dalam proses tersebut. Gagasan-gagasan feodal yang mengatakan bahwa kemajuan negara sudah diatur oleh Tuhan digantikan dengan dugaan bahwa fungsi ini dipenuhi oleh "hukum-hukum alam" Dalam hal ini, agama diecer untuk memenuhi reproduksi alienasi dan untuk membenarkan eksploitasi rakyat. Agama kemudian menempatkan masalah-masalah relasi antara manusia dengan politik dan relasi di antara manusia (kelas-kelas sosial). Dalam proses tersebut, mengenai varian agama dikembangkan untuk dijadikan pembenaran dalam meraih simpati publik, mendongkrak popularitas. Mode organisasi-organisasi ideologis yang sudah diracuni oleh para penjilat negara dan formulasi-formulasi ideologi (religius) seperti acara-acara keagamaan yang diselenggarakan oleh Para pemimpin dengan tujuan meraih simpati publik dan akhirnya melanggengkan kekuasaan atau orang-orang parpol yang ingin meraih kedudukan melalui jalur Pemilu. Konsekuensinya, sebagai agama yang dianggap benar secara universal, organisasi-organisasi ideologis dalam bentuk lembaga da'wah atau partai agama tidak dapat dibantah. Baik itu NU, Muhamadiyah, ataupun Organisasi kekristenan, semuanya merasionalisasi dan memberkati para penjilat dinegeri ini. Maka tidaklah mengherankan jika jiwa-jiwa Revolusioner menentang ideologi ini. Di dalam pandangan organisasi-organisasi ideologis yang tak terbantahkan, di mana penjilat melakukan kebohongan publik, praktek korupsi dibiarkan tanpa adanya upaya tindakan pencegahan,hukum tidak lagi berpihak pada kebenaran dan keadilan, yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan, hukum berpihak pada pejabat negara Dan ritual-ritual keagamaan para penjilat di negeri ini hanya dianggap sebagai Toleransi belaka Sedangkan rakyat yang di eksploitasi oleh para penjilat, hanya bisa menonton

Tidak ada komentar: