John Stuart Mill seorang filsuf empiris dari Inggris.



Mill adalah seorang filsuf dalam tradisi empirisisme Inggris. Pendapatnya didasarkan pada keyakinan bahwa persepsi memberikan jaminan yang lebih baik daripada argumen dari prinsip pertama, ia mendukung kebebasan berpikir dan berekspresi, ia berpendapat kebebasan boleh saja asal tidak merugikan orang lain namun individu harus membatasi kebebasan mereka agar tidak melanggar aturan negara tema penting dalam filsafatnya. Mereka yang membela kebebasan, menurut Mill membela individu. Mill pendukung kontradiksi beradab. Kebebasan seseorang tidak termasuk menindas dari isi lainnya. Satu-satunya alasan untuk intervensi hukum adalah untuk mencegah bahaya yang lain. Namun, menurut pendapat Mill tidak langsung merugikan orang lain dan karena itu dapat tidak tunduk pada peraturan pemerintah atau sensor kompulsif. Moralitas: Nilai dari suatu tindakan ditentukan oleh akibat. Mill juga salah satu pendukung awal feminisme. John Stuart Mill (1806-1876) juga berpendapat bahwa sebuah masyarakat yang rasional harus berorientasi kepada proses pemaksimalan kepuasan demi meraih sebuah kebahagiaan sejati. Jelas, bahwa dalam rangka memaksimalkan kepuasan, proses analisa yang baik dengan menggunakan informasi yang cukup merupakan sebuah kerangka berpikir yang harus selalu dilakukan dalam setiap pengambilan keputusan. Ya, karena sejatinya manusia adalah makhluk bumi yang sangat rasional. Homo-Economicus. Istilah Homo-Economicus (Makhluk Ekonomi) ini pertama kali diutarakan secara tidak langsung oleh John Stuart Mill yang menekankan bahwa seseorang itu pada dasarnya semata-mata memiliki hasrat pribadi untuk memperoleh kesejahteraan dan juga mampu melakukan proses pemilihan atas sebuah tujuan tertentu. Dengan adanya konsep filosofi ekonomi inilah maka beberapa ekonom kenamaan abad ke-19 seperti Francis Edgeworth, William Stanley Jevons, Léon Walras, dan juga Vilfredo Pareto membuat beberapa model matematik yang bertujuan untuk memudahkan para praktisi atau akademisi dalam menerapkan konsepsi tersebuat dalam tataran yang lebih riil. Akhirnya pada abad ke-20, Lionel Robbins’ rational choice theory mulai mendominasi pikiran para ahli ekonomi dunia, khususnya yang bermazhab klasik, dengan sebuah rumusan terminologi bahwa Homo-Economicus merupakan seseorang yang dapat bertindak secara rasional berdasarkan pengetahuan (informasi) yang lengkap dalam rangka mewujudkan kesejahteraan, juga kepentingan pribadinya. Dengan asumsi yang tidak terlalu berlebihan bahwa setiap manusia adalah rasional dan memiliki standar kesejahteraan (life objective)-nya masing-masing, sudah seharusnyalah setiap manusia mempergunakan kerangka berpikir homo-economicus dalam pengambilan keputusan dalam hidupnya, baik terkait dengan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Sebagai contoh, Abdurrohman bin Aup (bukan nama sebenarnya) adalah seorang pengusaha sukses di negaranya. Terkait dengan short term objective seorang pengusaha, ia akan berusaha sekuat tenaga untuk memaksimalkan kepuasaannya dengan mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin atas aktivitas usaha yang ia lakukan. Dengan asumsi Aup juga merupakan seseorang yang juga percaya akan keberadaan Tuhan dengan setiap atributnya, maka dalam setiap aktivitas pencarian keuntungan, ia pasti akan melakukan setiap aktivitas bisnisnya dengan cara yang baik, bahkan tidak segan ia akan menyalurkan sebagian hartanya untuk orang lain yang membutuhkan. Dengan ini kita dapat menyimpulkan bahwa Aup adalah seseorang yang concern akan long term objective-nya, masuk surga dalam hal ini. Aup melakukan hal tersebut bukan tanpa meminta imbalan, ia sedang mengusahakan kesejahteraan atas dirinya. Dengan kata lain, ia rasional. Ia sedang bertransaksi dengan Tuhan. Biografi John Stuart Mill (lahir di Pentonville, London, Inggris, 20 Mei 1806 –John Stuart Mill meninggal di Avignon, Perancis, 8 Mei 1873 pada umur 66 tahun) adalah seorang filsuf empiris dari Inggris. Ia juga dikenal sebagai reformator dari utilitarianisme sosial. Ayahnya, James Mill, adalah seorang sejarawan dan akademisi. Ia mempelajari psikologi, yang merupakan inti filsafat Mill, dari ayahnya. Sejak kecil, ia mempelajari bahasa Yunani dan bahasa Latin. Pada usia 20 tahun, ia pergi ke Perancis untuk mempelajari bahasa, kimia, dan matematika. Mill lahir pada tahun 1806 dan meninggal dunia pada tahun 1973. Menurut Mill, psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan dasar yang menjadi asas bagi filsafat. Di sini, pandangannya berbeda dengan Comte. Tugas psikologi adalah menyelidiki apa yang disajikan oleh kesadaran, artinya sistem indrawi manusia dan hubungan-hubungannya. Mill berpendapat bahwa satu-satunya sumber bagi segala pengenalan adalah pengalaman. Oleh karena itu, induksi menjadi jalan kepada pengenalan. Di dalam etika, Mill melihat hubungan timbal-balik antara manusia secara pribadi dengan masyarakat atas dasar prinsip utilitarianisme. Dengan demikian, tindakan yang dilakukan oleh manusia bertujuan membawa kepuasan bagi dirinya sendiri secara psikologis, bukan orang lain atau nilai-nilai. Dia adalah seorang pendukung Utilitarianisme, sebuah teori etika yang dikembangkan oleh filsuf Jeremy Bentham. Sumber; Wikipedia dan lain-lain

Tidak ada komentar: