Filsafat dan agamawan

Filsafat menjadi dicurigai oleh kaum agamawan, ketika filsafat masuk dalam ranah dekonstruksi. Mengacak-ngacak tatanan pemikiran dan keyakinan yang sudah tertanam dalam keber-agama-an, terutama bagi umat Islam. Umat agama non-Islam pun mengalami hal yang sama. Mereka menolak filsafat, ketika filsafat menjadi buldoser yang menggerus keyakinan. Kalaupun ada yang terasimilasi dengan filsafat, kaum agamawannya pun menghadapi dilema keyakinan dan pemikiran, sehingga harus memilih antara produk agama yang difilsafati (dalam arti dekonstruksi) dengan makna agama apa adanya. Padahal, sesungguhnya filsafat itu alat (tool). Tergantung siapa yang memahami dan menggunakannya. kebaikan dan kejahatan itu bisa lahir dari sebab aspek pemahaman pada segala sesuatu. Jangankan 'kesalahan' memahami filsafat, 'kesalahan' memahami agama pun, maka agama bisa dipakai untuk kepentingan-kepentingan sesaat dan bernuansa keburukan.

Tidak ada komentar: